"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Wednesday 18 May 2011

Congratulation

Congratulation...!! Saya ucapkan selamat kepada adek-adek yang sudah lulus dari jenjang pendidikan SMA dan yang sederajat. Bagi yang nggak lulus jangan berkecil hati, apalagi sampai gantung diri di pohon cabe atau minum racun kecoa. Masih ada kesempatan untuk mengikuti Program Paket C, toh hasilnya sama saja. Masih bisa digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau untuk melamar pekerjaan. Tetap semangat menatap masa depan. Maju terus pantang mundur...!!

Tadi siang waktu saya ke kota untuk belanja peralatan komputer [FYI, rumah saya ada di desa, jadi nggak ada yang jual alat-alat komputer hi..hi..hi] di jalan saya berpapasan dengan rombongan konvoi anak SMA yang merayakan kelulusan. Seragam putih abu-abunya penuh dengan corat-coret cat pilox, tawa sumringah menghiasi wajah mereka. Sungguh menyenangkan memang jika tahu diri kita dinyatakan LULUS. Akan tetapi alangkah lebih bagus lagi jika rasa senang tersebut tidak turut mengganggu ketertiban umum. Mengapa saya katakan demikian?? Karena yang saya lihat, arak-arakan konvoi motor sampai mengganggu perjalanan orang lain. Arak-arakan konvoi hampir berada di tengah jalan, mirip penguasa jalan. Belum lagi ditambah semua pengendaranya nggak ada yang pakai helm satu pun, malah ada yang bergaya dengan berdiri di motor segala, nggak cowok nggak cewek semua sama aja. Baru lulus SMA dah pada belagak sok jagoan nggak boleh.

Masa muda, masa yang berapi-api, demikian kata Bang Haji Rhoma dalam lagu Darah Muda. Oke saya sadari itu, bisa saya maklumi memang masa muda adalah masa pencarian jati diri, masa muda adalah masa penuh semangat. Akan tetapi apakah masa yang penuh semangat tersebut tidak bisa disalurkan secara positif?? Sediiikiiit saja?? Hura-hura merayakan kelulusan menurut saya sah-sah saja, tetapi hura-hura dengan memakai sedikit aturan bisa kan??

Jaman dulu saat lulus SMA, saya pun turut dalam euforia corat-coret baju [hal ini sepertinya sudah tradisi], akan tetapi untuk kemudian berkonvoi keliling jalan raya tanpa pakai helm, urakan dan teriak-teriak di jalan umum, saya nggak pernah melakukannya. Saya malu dan takut. Malu dilihat orang-orang. Malu nanti dikira sok jagoan. Takut terjadi kecelakaan dan sebagainya, karena saya sendiri yakin jika terjadi kecelakaan karena tingkah polah kita yang aneh-aneh saat konvoi, orang-orang yang ada pasti nggak akan nolong kita, paling-paling malah nyukurin kita tertawa.

Memprihatinkan... demikianlah kiranya kata yang tepat untuk menggambarkan generasi muda Indonesia sekarang ini. Nggak semuanya sih, karena masih banyak juga generasi muda yang mikir masa depannya [mikir pakai otak, nggak pakai dengkul]. Tetapi mungkin jumlah generasi muda yang mikir pakai dengkul jumlahnya lebih banyak dari pada yang mikir pakai otak [ini mungkin lho ya tersenyum lebar]. Banyak berita yang memuat kelakuan anak-anak yang merayakan kelulusan dengan kegiatan negatif. Contohnya, pesta seks, konvoi sambil telanjang dada [walah] kacau kan??

Seakan mereka nggak pernah mikir bagaimana susahnya orang tua mencari nafkah untuk menyekolahkan mereka. Seakan mereka nggak mikir bahwa motor yang dibuat gaya-gayaan itu motornya orang tua. Seakan mereka nggak mikir setelah lulus mau kemana langkah selanjutnya. Mau kuliah kah?? Mau kerja kah?? Atau mau menambah jumlah pengangguran di negeri ini??
Lulus dari bangku sekolah bukanlah akhir dari semua perjalanan hidup. Lulus dari bangku sekolah laksana lepas dari pantat buaya dan masuk dalam mulut godzilla. Lulus dari bangku sekolah merupakan awal kemandirian dan penentu masa depan dalam menghadapi kenyataan hidup. Kenyataan hidup yang terkadang sangat pahit rasanya.

Wahai kawan para remaja waspadalah dalam melangkah, agar tidak menyesal akhirnya... damai.

share on facebook

Monday 16 May 2011

Belahan Jiwa

Membaca lagi surat-suratmu
Hatiku jatuh rindu
Tak sadar pada langit kamarku
Ku lukis kau di situ
Waktu yang berlalu
Dan jarak masih saja terentang
Penamu bicara
Menembus ruang menyapa sukmaku

Mendesah lembut angin membawa
Butiran hati lara
Ternyata meraih kesempatan
Tak semudah kusangka
Kau setia menunggu
Lelaki kecil menantang hidup
Kau sertakan do'a
Seolah mantra menjelma nafasku

Memendam tanya segera terucap
Belahan jiwa apa kabarmu?
Ku harap selalu tetap kau jaga
Tumbuhan cinta yang di ladang kita

Aku jauh di sini menggapai cita
Hingga satu saat pasti ku kan kembali

Kan kujemput dikau Sang Putri
Pada saatnya nanti
Berkereta kencana ku bawa pergi
Tuju istana di sana ku bertahta

'Belahan Jiwa' sebuah lagu manis dari KLa Project yang terdapat dalam album 'Pasir Putih' yang dirilis sekitar tahun 1992. Hampir semua lagu dari KLa Project, yang digawangi Katon Bagaskara, Lilo Radjadin, dan Adi Adrian memang bertemakan cinta. Gabungan lirik dengan tata bahasa bak pujangga plus komposisi musikalitas yang luar biasa mampu menghasilkan karya yang mantab jaya pol-polan tiada duanya.
'Belahan Jiwa' merupakan salah satu dari sekian banyak lagu KLa Project yang saya sukai. Nggak nyangka kan, dibalik penampilan saya yang nggak karu-karuan ternyata masih punya sisi romantis juga [duh, kok jadi melankolis gini sih hahaha]. Lagu ini memang ada kesan tersendiri bagi saya. Apakah itu?? Jawabnya : "rahasia dong" hahaha.

Bagi anda yang sedang kasmaran [entah sama istri atau pacar], saya rekomendasikan untuk mendengarkan lagu ini. Apalagi jika anda sedang menjalin hubungan 'Long Distance Relationship' alias LDR, dijamin lagu ini mampu memberi kesan tersendiri pada hubungan anda. Penasaran seperti apa lagunya?? Baiklah saya sertakan 1 link untuk mendownload lagu ini.

[DOWNLOAD]

Selamat menikmati.

share on facebook

Sunday 1 May 2011

Kematian

Kematian... sebuah kata yang sebagian besar orang enggan untuk membahasnya. Sebuah kata yang terkesan seram dan menakutkan. Demikianlah, dalam kehidupan ini kata 'kematian' seakan dihindari oleh orang-orang, karena kematian berarti kehilangan, kematian berarti kesedihan dan tangisan. Tidak salah memang jika kita menafsirkan seperti itu. Manusiawi.

Padahal kematian adalah sesuatu yang pasti. Ya... kematian pasti datang untuk mengakhiri kehidupan duniawi. Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 78, Allah SWT berfirman : "Di mana saja kamu berada, kematian akan menemui kamu, walaupun kamu berada dalam benteng yang tinggi dan kokoh”. Dalam surat tersebut dijelaskan di manapun kita berada, jika sudah waktunya, kematian pasti akan datang menjemput kita. Nggak peduli kita lagi berada di sekolah, nggak peduli kita lagi berada di kampus, nggak peduli kita lagi makan di restoran, nggak peduli kita lagi tidur, nggak peduli kita lagi boker di WC, nggak peduli kita lagi asyik ajojing di diskotik, toh kalau sudah waktunya untuk mati, kita pasti mati.

Kematian pun nggak pernah tebang pilih. Siapa saja, entah presiden atau pesinden, entah penjual koran atau penjual kehormatan, entah masih anak-anak, entah masih remaja, kalau tiba saatnya kematian datang, maka nggak bisa ditunda lagi barang sedetik pun. "
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan" [Al-Qur'an surat Al-Anbiyaa' ayat 35].

Saya seringkali memikirkan tentang kematian. Bagaimana kelak saya mati? khusnul khotimah atau suu-ul khotimah? Kapan saya mati? 100 tahun lagi kah? Mungkin besok atau mungkin sebentar lagi setelah saya nulis blog? Sudah cukupkah bekal yang saya bawa untuk menghadapi kematian? Jika saya mati, mungkinkah orang-orang yang saya kenal akan ingat dan rindu kepada saya? Saat saya mati nanti, apakah saya akan menyesali kehidupan saya?. Kurang lebih begitulah pertanyaan-pertanyaan yang kerap muncul di kepala saya.
Menurut saya nggak salah dan nggak perlu takut untuk memikirkan kematian, karena kematian adalah sesuatu yang pasti. Saya, anda, dan semua orang yang hidup pasti akan mati. Kapan?? Tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang, karena sejatinya kematian memanglah sebuah misteri dari Illahi. Sekarang masih sehat bugar, besok pagi bisa saya mati, sore hari masih main sepakbola, malamnya bisa saja mati, siang masih tertawa riang gembira, sorenya bisa saja mati. Sepertinya bijaksana jika kita mempersiapkan sesuatu yang nggak pasti [kehidupan] untuk sesuatu yang pasti [kematian] dengan sebaik mungkin. Nggak perlu saya jelaskan bagaimana mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian. Saya kira anda lebih tahu dan lebih paham dari saya.

Kalau sudah mati, paling-paling yang kita bawa cuma kain kafan putih yang harganya murah meriah. Jaket, sepatu, baju bermerk, motor, mobil, perhiasan yang mahal nggak ikut dibawa. Sendiri di dalam tanah, istri atau suami atau pacar tercinta nggak bakal mau ikut masuk ke dalam tanah. Teman dan sahabat yang sejati pun hanya mengantar sampai kuburan saja, nggak mau menemani sampai masuk ke dalam liang lahat.

".....Tumrap kanggo kabeh manungso. Gelem ora gelem bakal digowo. Dianggoni sandangan putih. Yen wes budal ora iso mulih. Tumpak'ane kereto jowo. Roda papat rupo manungso. Jujukane omah guwo. Tanpo bantal tanpo kloso. Omahe ora ono lawange. Turu ijen ora ono kancane. Ditutupi anjang-anjang. Diurug lan disiram kembang..." [lupa terusannya gimana hehehe], begitulah kurang lebih isi syair Jawa yang menggambarkan tentang kematian. Semoga kita selalu ingat dan bisa mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin akan sesuatu yang pasti datang kepada kita, siapa lagi kalau bukan KEMATIAN.....

share on facebook