tidakadasinyal...Merupakan sebuah wadah kreasi seni dari sekelompok anak muda. Jenis kreasi seni yang diusung adalah musik, ya...
tidakadasinyal bisa dikatakan sebuah band yang beranggotakan 5 pemuda cakep

yang gemar bermain musik. Sebenarnya kami lebih suka, jika kelompok kami disebut sebagai kelompok seni, bukan kelompok band. Karena disela-sela bermain musik saat di studio, kami juga sisipkan berbagai macam pertunjukan seni yang lain, seperti seni lawak, seni tari dan balet

, seni peran, dan seni yang lainnya. Kami sendiri sampai bingung, sebenarnya kami ini group band apa goup
dagelan 
.
Pada awalnya
tidakadasinyal bernama
crack. Mengapa bernama
crack?? Hal ini dikarenakan seluruh anggotanya terdiri dari Mahasiswa Manajemen Informatika, Politeknik Negeri Jember yang selain bermusik, juga hobi mempelajari seluk-beluk komputer. Lalu kenapa namanya mesti
crack?? Kenapa bukan hack, atau foxpro, atau photoshop, atau floopy, atau CD-ROM, atau mouse, atau virus?? Yah... suka-suka kami lah yang ngasih nama, toh menurut peribahasa "apalah arti sebuah nama"

.
Saat itu
crack beranggotakan Fathir pada vokal, Je pada gitar 1, Noval pada gitar 2, Kaka pada bass, dan Wisnu [red. penulis] pada drum. Untuk mengisi waktu luang saat menunggu jadwal kuliah, pada waktu itu
crack sering iseng-iseng main ke studio musik. Lagu-lagu dari Pas Band dan System Of A Down dipilih sebagai komposisi yang harus dikuasai dan wajib dimainkan setiap main ke studio musik. Lagu-lagu dari kedua band rock tersebut dipilih sebagai jembatan dan titik temu dari berbagai macam aliran musik masing-masing anggota. Cukup ekstrim memang aliran musik yang kami pilih, karena pada waktu itu aliran musik yang sedang 'in' adalah aliran musik hip-hop dan hip metal. Cukup sering kami nge-jam di studio musik, selain untuk meningkatkan skill permainan personel yang masih rendah, acara nge-jam juga bermaksud untuk lebih merekatkan kekompakan personel, agar lagu yang dibawakan bisa harmonis. Dengan berbekal kenekatan, akhirnya kami mencoba untuk ikut "unjuk gigi" dalam pagelaran parade musik yang diadakan oleh UKM Musik di Politeknik Negeri Jember.

Lagu
Jengah dari Pas Band, dan
Innervision dari System Of A Down menjadi senjata andalan
crack dalam acara parade musik tersebut. Tidak disangka, tidak dinyana ternyata
crack berhasil meraih juara I, menyingkirkan 7.565.321 peserta yang lain [halah... bohong...!! maaf, penulis terlalu hiperbola

].
Tapi soal juara I itu benar adanya, sumpah saya tidak mengada-ada, pialanya lho masih disimpan oleh Je [semoga tidak hilang]. Alhamdulillah, artinya kemampuan bermusik anak-anak
crack bisa dibilang lumayan. Dari 865.000 mahasiswa di Politeknik Negeri Jember, hampir 80% akhirnya tau dan kenal dengan
crack [aarrghh... lagi-lagi penulis berbohong]. Yah... pada intinya
crack akhirnya lebih mantap untuk terus bermusik di jalur rock. Undangan bermusik untuk mengisi sebuah acara lokal di lingkungan kampus kerap kami terima. Lumayanlah walau tidak dibayar, tapi paling tidak kami bisa tampil bermain musik secara gratis, tanpa menyewa studio

.
Waktu silih berganti, pada akhirnya kami pun harus kehilangan vokalis. Yah... walau bukan band besar dan terkenal, ternyata kami pun mengalami perubahan personel. Fathir yang selama ini melakoni tugas sebagai vokalis akhirnya harus keluar karena adanya perbedaan visi dengan sisa personel yang lain. Walau tanpa vokalis, sisa personel yang lain masih kerap nge-jam di studio untuk lebih mematangkan skill bermusik. Dan dengan keluarnya Fathir, nama
crack pun dirubah menjadi
tidakadasinyal. Alasan pertama pemilihan nama tersebut adalah dikarenakan para personel pada umumnya tidak memiliki handphone yang saat itu keberadaannya sudah sangat umum [kasian ya...

]. Bukan... bukan... itu sebenarnya alasan kami memilih nama
tidakadasinyal. Alasan kami sebenarnya adalah sebagai bentuk penyuaraan aliran musik kami yang saat itu memang sulit untuk ditemui. Umumnya aliran musik saat itu masih mengusung jenis hip-hop dan hip metal. Sementara jenis musik rock, rock metal, atau heavy metal macam Pas Band dan System Of A Down nyaris tidak ada sinyalnya.

Bosan nge-jam tanpa vokalis,
tidakadasinyal akhirnya merekrut vokalis baru. Yah... babak baru
tidakadasinyal dimulai. Adit Ulo, seorang bassis tanpa band yang menyukai Korn, akhirnya kami tarik sebagai vokalis. Hal itu tidak berlangsung lama, karena pada akhirnya Adit Ulo merasa vokalis bukalah posisi yang pas buat dia. Adit Ulo pun keluar. Kebingungan tanpa vokalis, Je sang gitaris akhirnya mengajukan Sigit sebagai vokalis. Sigit pada dasarnya memang seorang vokalis. Dia kerap menyanyikan lagu-lagu dari Linkin Park dan Limb Bizkit.
tidakadasinyal berharap Sigit adalah vokalis yang pas. Ternyata takdir berkata lain. Setelah beberapa kali latihan, Sigit akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari
tidakadasinyal dengan alasan karakter suaranya kurang cocok untuk menyanyikan lagu-lagu dari Pas Band dan System Of A Down.

Nge-jam tanpa vokalis kembali kami jalani. Berbagai macam aliran musik pun kami coba untuk lebih mematangkan skill bermusik. Mulai classic rock [Scorpions], reggae [Steven & Coconut Trees], hingga rock dangdut [Pemuda Harapan Bangsa] kami coba untuk memainkannya. Akan tetapi pada akhirnya kami kembali mentok ke aliran rock, yang menurut kami nyaman untuk dimainkan. Je, gitaris
tidakadasinyal kembali mengenalkan calon vokalis baru. Asrul, seorang adik tingkat kami di kampus di pilih untuk menjadi vokalis. Setelah beberapa kali nge-jam di studio untuk mencoba suara Asrul, akhirnya personel
tidakadasinyal merasa cocok dengan karakter vokal Asrul, dan resmilah Asrul sebagai vokalis
tidakadasinyal.

Tampil di berbagai panggung, baik sebagai peserta parade musik atau pun sebagai undangan pengisi acara kerap kami jalani. Kemampuan bermusik masing-masing personel pun semakin meningkat [walau sebenarnya masih di bawah rata-rata kok, terutama saya

]. Beberapa komposisi lagu dari Pas Band seperti,
Here 4ever,
Jengah,
Kumerindu,
Getir,
Bocah,
Gladiator, plus komposisi lagu dari System Of A Down seperti,
Aerials,
Chop Suey,
Innervision,
Psycho,
The Metro,
Radio Video menjadi list lagu yang selalu kami mainkan

.

Hingga akhirnya waktu jualah yang mengakibatkan
tidakadasinyal perlahan-lahan mulai vakum. Setelah tidak lagi
ngampus, masing-masing personel mulai menjalani kesibukan baru untuk bekerja. Je sibuk bekerja, telah menikah, mempunyai anak, dan sepertinya sebentar lagi harus terbang menuju pulau Kalimantan, Kaka pun sibuk bekerja sebagai PNS, telah menikah, dan mempunyai anak, Noval mengembara mencari nafkah di Surabaya, Asrul dari pagi sampai sore pun sibuk bekerja, saya sendiri juga sibuk mengurus usaha di rumah. Acara kumpul-kumpul minum kopi, atau nge-jam sekedar untuk bersenang-senang sudah sangat jarang sekali kami lakukan. Mungkinkah
tidakadasinyal benar-benar tidak ada sinyal?? Ya... kemungkinan itu ada. Akan tetapi yang saya tahu,
tidakadasinyal tidak pernah memproklamirkan kata 'BUBAR'. Dalam hati kecil masih berharap, semoga kelak
tidakadasinyal bisa reuni dan kembali sedikit menampakkan sinyalnya. Semoga...!!