"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Thursday 30 April 2009

Buka Mata Buka Telinga

Seharian ini aku bener-bener cukup puas melakukan serangkaian perjalanan hidup. Hari ini warnet dan rental komputer-ku, aku tutup (maap buat para pelanggan sekalian..hehe). Hari ini memang aku khususkan buat refreshing alias mengurangi kejenuhan. Selain itu refreshing hari ini juga terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Biasanya aku refershing sambil nunggang motor kesayangan, tapi hari ini aku naik angkot plus jalan kaki, pasalnya motor kesayanganku sudah aku jual...huehehehe.

Siang hari aku pergi ke toko komputer milik teman, selain untuk ajang silaturrahmi juga untuk menyetorkan uang cicilan komputer (mbayar utang..haha). Sampe' di sana trus ngobrol
ngalor ngidul, mulai soal sepinya customer yang beli komputer sampe' soal caleg yang pada gila. Ndak lama kemudian datang seorang bapak setengah baya, dia senyum kepada ku, aku balas juga senyumnya, trus dia berbicara dengan bahasa tubuh...astaghfirullahaladzim ternyata bapak itu bisu (maap pak, tadi sebenarnya aku agak bingung sampeyan ngomong apa..hehe). Ternyata dia mau mijit temanku yang punya toko komputer itu. Dasarnya aku agak bingung sama bahasanya, jadi ya cuma bisa balas senyumannya sambil mengacungkan ibu jari..hehe. Dari situ kemudian aku mulai berfikir, Ya Allah..puji syukur alhamdulillah Engkau telah anugerahkan kesempurnaan indera untuk berbicara ini. Tapi kemudian aku berpikir lagi, wah ternyata bapak tadi juga beruntung, dia bisa terbebas dari dosa yang dilakukan oleh mulutnya. Jadi pelajaran pertama hari ini "Kita harus bersyukur atas apa yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT..apapun itu".

Setelah cukup puas ber silaturrahmi sama temen yang punya toko komputer, perjalananku aku lanjutkan untuk ber silaturrahmi ke ibu penjual nasi plus kopi yang biasa mangkal di trotoar jalan sekitar kampus Jember (tempat favorit buat nongkrong niy).. ah sudah lama rasanya tidak menikmati kopi buatannya. Jalan kaki kurang lebih 500 meter, akhirnya nyampe' juga di warung si ibu.
"Boh..mak abbit tak denna' cong" (waduh, kok lama nggak pernah ke sini, nak), sapanya dengan logat Madura yang kental. Aku hanya bisa senyam-senyum sambil berkata "De' remma pole buk, jek la tak andik sepeda" (ya mau gimana lagi bu, lha wong aku sudah ndak punya motor). Tanpa nunggu lama aku langsung pesen kopi 1 gelas, sambil nunggu kopi buatannya jadi, datanglah teman-teman tukang becak yang biasa mangkal di warung itu juga. "Neng endi wae boz, kok suwi gak tau ketok?" (kemana saja boz, kok lama nggak pernah kelihatan?), tanya salah seorang tukang becak, dengan bahasa jawa yang kental logat madura (wuuaaa...maksa banget tu orang ngomong jawa..haha). "Biasa, sibuk nggolek duit karo nggolek calon bojo" (biasa lah, sibuk cari uang sama cari calon istri), kataku sambil tertawa. Aha..kopi sudah datang rupanya...ssllluuurrrppp...alhamdulillah nikmat sekali rasanya. Sambil menikmati segelas kopi (tidak lupa sambil menghisap rokok..hehe) aku putar lagu-lagu SLANK yang ada di HP-ku. Aku lihat keadaan sekitar, banyak motor, mobil, dan mahasiswa yang berjalan kaki lalu lalang di depanku, ada sekumpulan kuli bangunan tengah menurunkan besi-besi dari truk, ada pengemis, ada pengamen yang menenteng gitarnya, ada juga orang gila yang sudah sangat aku kenal gayanya, karena sering ketemu (jujur sampe' sekarang aku masih penasaran, apa yang sebenarnya dia pikirkan..hehe). Hmmhh..inilah hidup, dengan berbagai jenis peran kehidupan.

Kemudian mataku tertuju pada sebuah kejadian di dekat toko buku. Di sana ada sepeda motor yang nggak bisa keluar karena terhimpit oleh 2 mobil. Pemilik motor bingung gimana cara ngluarin motornya. Setelah aku liat dengan jelas..wah ternyata si pemilik mobil tuw yang parkir sembarangan. Kemudian si pemilik motor minta ke salah satu penjaga toko buku untuk nyari si pemilik mobil tadi. Kemudian si pemilik mobil keluar toko dan melihat posisi motor. Eh, kirain dia mau mindahin mobilnya, ternyata dia cuma nyuruh si pemilik motor untuk nyoba ngluarin motornya sekali lagi. "Dicoba sekali lagi pak, pasti bisa kok..cuma gitu aja masa' nggak bisa..tapi hati-hati ya", kata si pemilik mobil. Duh pak..apa susahnya siy mindahin mobilnya dikit, biar si pemilik motor biasa ngluarin motornya. Ngalah sedikit apa susahnya siy, pikirku (aarrgghh...agak sedikit jengkel juga). Huufftt..sabar-sabar, dapat juga pelajaran kedua "Kita hidup nggak sendiri, mari belajar melepas pakaian kesombongan kita". Jadi inget tulisannya mbak rindu hehe...

Ahh...aku rasa sudah cukuplah
ngopi-nya. Saatnya melanjutkan perjalanan. Tujuanku kali ini ke rumah temen untuk mbetulin komputernya. Rumahnya agak jauh dari tempat aku ngopi, jadi mesti naek angkot. Brrrmmm....angkot jalan, di dalam angkot ketemu ma banyak wajah, ada adek-adek yang baru pulang sekolah dan baru pulang kuliah, ada bapak-bapak yang (sepertinya) baru pulang kerja, ada ibu-ibu yang entah dari mana hehe..Selama perjalanan aku sibuk melihat pemandangan sepanjang jalan yang angkot lewati, sambil sesekali melirik sopir angkot yang dengan giat menawarkan jasanya kepada orang-orang yang berdiri di pinggir jalan. Wah, pekerja keras juga bapak ini rupanya, semangat pak..!! Sampai di sekitar pasar, aku liat seorang temanku yang bekerja sebagai tukang parkir tengah melaksanakan tugasnya. Wah, gagah juga dia dengan seragam PEMDA-nya..semangat prend..!!

Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit, sampe' juga di rumah temenku. Ehem...agak jaga sikap niy, maklum rumah temenku ini gabung ma pondok pesantren putri yang dikelola oleh abahnya (santrinya cakep-cakep lho, bagi 1 dong boz..huehehe). Saatnya bongkar komputer...setelah bekerja keras (eh..ndak terlalu keras ding, biasa aja kok) akhirnya selesai juga mbetulin komputer. Sebelum pamit pulang masih menyempatkan untuk ngobrol-ngobrol sebentar. Setelah dirasa cukup, pamit pulang..jalan kaki lagi menuju jalan utama (lumayan itung-itung olah raga..hehe).


Naek angkot lagi, di dalam angkot ketemu berbagai macam wajah lagi...Wuuusshh..nyampe' juga di terminal. Turun dari angkot dah diserbu ma orang-orang, duh..gini ini resiko kalo jadi artis, woi sabar-sabar, kalo mau minta tanda tangan satu-satu yak..haha..(itulah khayalanku). Kenyataan yang ada mah jauh dari itu, orang-orang yang berebut tadi tuw para kenek angdes (angkutan pedesaan) yang menawarkan jasanya, dan berharap agar mobil angdesnya dinaiki oleh orang-orang yang baru turun dari angkot. Sebelum memutuskan naek angdes,
clingak-clinguk sebentar, mencari-cari seorang teman lama yang kerja jadi kenek..kaya'nya dah lama ndak ketemu ma dia (berharap juga sapa tau bisa naek angdes gratis..haha..parah).
Akhirnya perjalanan cukup menyenangkan akan segera berakhir, saatnya naik angdes dan pulang mnuju home sweet home. Di dalam angdes kembali termenung melihat pemandangan sepanjang jalan sambil berpikir, pelajaran apa lagi ya yang bisa di ambil..Aha, pelajaran ketiga "Dimanapun, kapanpun selalu mencoba buka mata dan buka telinga, maka kamu akan menemukan sebuah pelajaran hidup".

share on facebook

0 Komentar:

Post a Comment