"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Thursday 20 May 2010

Cerbung : Perjalanan Panjang - Part III [Tamat]


Wuuaaaa.... cerita bersambung ku terbengkalai. Mohon maaf atas keterlambatannya, hal ini dikarenakan penulis sedang sakit, dan ada sedikit permasalahan yang mengganggu otak penulis hingga akhirnya tersendatlah cerita bersambung ini. Maafkanlah...

Cerita sebelumnya.....

Sam Kiwa temen kami, Slankers asal Malang datang juga akhirnya, dilanjutkan Val dan Andiey bersama Cugank asal Sidoarjo. Ada Bang Ali asal kediri juga, terus rombongan temen-temen asal Jombang yang datang membawa mobil. Wah... rasa solidaritas Slankers benar-benar terlihat saat itu.

[Masih] Sabtu, 15 Mei 2010
Akhirnya kami minus Apunk [nggak ikut, karena nggak enak ninggal si Apunk Jr.], berangkat menuju lokasi konser. Nggak peduli penuh sesaknya penonton kala itu, semangat kami untuk masuk dan mengikuti suasana konser tidak terbendung lagi [maklum sudah lama banget nggak mersakan suasana konser]. Acara Karnaval SCTV pun dibuka dengan penampilan SLANK yang membawakan lagu Mars Slankers dilanjutkan Loe Harus Grak..!! Suasana konser mulai sedikit ricuh membuat kami berpindah ke tempat yang sedikit tenang, akhirnya di putuskanlah nonton konser di area belakang dekat dengan layar besar yang menayangkan suasana panggung.

Sesekali keributan kecil terjadi antar penonton konser di area tengah, bahkan yang bikin aku nggak habis pikir, sempat terjadi insiden kecil antara aparat coklat dan hijau, ah...entahlah apa yang melatar belakangi itu semua. Tapi kesimpulannya sih konser malam itu sangat meriah dan bisa dibilang sukses. Sebagian besar penonton puas joget dan nyanyi bareng idola mereka, sampai ada beberapa aparat juga yang ikutan joget dan mengacungkan dua jari sebagai tanda PISS [walau pun aparat, toh mereka juga manusia biasa yang juga memerlukan hiburan]. Di tengah acara Magma dan Sam Kiwa pamit, karena ada acara dengan teman-temannya yang lain.

Gerimis mulai datang... semakin deras... semakin deras, akhirnya kami putuskan untuk kembali ke rumah yang dibuat basecamp nongkrong. Ternyata tempat nongkrong semakin ramai, banyak yang berteduh di situ. Duduk, ngobrol, merokok sambil menunggu hujan reda, tapi kenyataannya hujan semakin deras hahaha. Kurang lebih jam 23.00 WIB hujan pun mulai mereda. Akhirnya kami putuskan untuk pulang, setelah pamit dan memberi uang parkir ala kadarnya kepada si empunya rumah tentunya. Manyunk dan Oedien beserta rombongan entah kemana karena sudah menghilang. Aku, Cha, Apunk, Memen, Samid, Val, Andiey, Cugank dan Bert naek motor kembali ke rumah Mas Bejo di daerah Tidar. Wuzz... Wuzz.. nyampe' juga di rumah Mas Bejo, di sana ternyata sudah ada beberapa anak dari komunitas SFC Malang, dan ternyata juga si empunya rumah plus Boz KJ blom datang. Akhirnya kami minus Apunk memutuskan untuk cari makan, byuh bener-bener laper. Ketemu juga penjual nasi goreng yang masih buka di perempatan Tidar. Alhamdulillah...

Pas mau makan, criing HP berbunyi ada telepon dari Oedien, "Sam, iso nyusul aku karo arek-arek gak?? Aku wes gak kuat mlaku" ["Mas, bisa nyusul anak-anak nggak? Aku sudah nggak kuat jalan"], tanya Oedien. Astaghfirullah... ternyata Oedien dan rombongan jalan kaki dari lapangan Rampal menuju rumah Oedien di dekat daerah Tidar. "Posisi neng endi? butuh sepeda piro?" ["Posisi dimana? butuh motor berapa?], tanyaku kemudian. "Daerah BCA, wong enem, butuh motor telu, Mas" ["Daerah BCA, orang enam, butuh motor tiga, Mas"], kata Oedien. "OK, enteni diluk sek ya, iki lagi arep mangan, Dien" ["OK, tunggu sebentar ya, ini masih mau makan, Dien"], kataku. Wat... wet... wat... wet... makan malam sudah selesai, saatnya menjemput rekan-rekan. Aku, Cugank, dan Andiey berangkat membawa motor masing-masing. Sementara Val, Cha, dan Bert stay tune di warung nasi goreng dan memesan kopi sambil nunggu aku dan yang lainnya kembali.

Keliling-keliling seputaran kota Malang... Yah mungkin bisa dikatakan sesuatu yang aneh. Kenapa mesti aneh?? Lha bayangkan aja... mencari orang di daerah yang belum pernah aku kenal sama sekali hahaha.... Tanya sana tanya sini, dimana kantor BCA pusat... puter-puter dan akhirnya Pet...!! HP-ku mati... mampus, gimana mau menghubungi Oedien nih... Ganti HP, eh percuma ternyata nomer contact aku simpan di memori HP [bodohnya aku hahaha...]. Dengan mengucap bismillah akhirnya aku taruh aja kartu nomerku ke HP nya Andiey, dengan harapan Oedien menghubungiku. Keliling-keliling lagi... puter-puter lagi, dan sesampainya di perempatan alun-alun Malang, tiba-tiba... Braakk...!! Sebuah sepeda motor yang dikemudikan oleh seseorang jatuh tergelincir saat mau berbelok menuju arahku, jadi kurang lebih posisinya seperti ini : aku melaju lurus dari arah barat menuju timur, nah di perempatan ada motor dari utara berbelok menuju ke arah barat [arah asalku], untung tidak sampai bertabrakan, orang tersebut jatuh karena kaget dan akhirnya tergelincir.

Aku bantu dia berdirikan motornya, trus aku bilang, "Maaf mas, hati-hati... mau kemana?" Dia jawab, "Sudah nggak apa-apa, ini mau beli obat" Hingga kemudian terjadi sedikit ketegangan, saat pengendara lain datang dan langsung emosi melabrak aku dan teman-teman, "Sampeyan itu salah jalur... sampeyan yang salah, asal mana sampeyan?? Matanya nggak ngawasi!!", labraknya. Mampus... ternyata aku yang salah jalur... ahahahaha... [maklum namanya juga baru pertama kali keliling kota Malang, mau tanya juga susah cari orang, lha wong udah jam 2 pagi hahaha....]. Berhubung aku dan teman-teman yang salah, ya sudah dengan gentlenya kami minta maaf, kami mengaku salah karena nggak tau jalur. "Lain kali kalo bingung nggak usah keluyuran, Mas" kata pengendara lain yang emosi. "Sampeyan mesti tanggung jawab, sampeyan yang salah, atau mau berurusan dengan polisi??!!" tanyanya sambil menunjuk pos polisi di seberang jalan [di pos polisi ter parkir 2 sepeda motor BM milik polisi, dan kaya'nya polisinya sedang tidur di dalam pos]. Waduh... jangan sampai deh urusan sama polisi, mana Cugank nggak punya SIM lagi hahaha... "Tenang mas, nggak usah bawa-bawa polisi, kami pasti tanggung jawab kok", kataku sambil memeriksa motor yang jatuh tadi. Dirasa nggak ada kerusakan yang parah, akhirnya pengendara yang agak emosi tadi bilang, "Ya udah kalo' memang nggak ada yang rusak, paling nggak sampeyan kasih lah uang kaget buat mas yang jatuh, kasihan. Lain kali hati-hati tolah-toleh matane". Akhirnya Andiey kasih uang Rp. 10.000 buat mas yang jatuh dari motor tadi sebagai uang kaget, tak lupa sekali lagi kami minta maaf. Alhamdulillah permasalahan pun selesai. Eh... belum selesai ding, kami mesti melanjutkan pencarian Oedien dkk. Wuaaaa....

Akhirnya, HP Andiey bunyi, alhamdulillah ada telepon dari Oedien, ternyata karena terlalu lama menunggu kami, Oedien melanjutkan jalan sendiri menuju rumahnya untuk ngambil Vespa kesayangannya. "Mas, dimana??", tanya Oedian. "Nggak tau dimana, ini di dekat kantor Radar Malang, Dien", jawabku. "Yawes tunggu situ aja mas, aku mau ke situ", kata Oedien. Akhirnya Oedien datang juga, perjalanan kembali kami lanjutkan menyusul anak-anak lain yang sedang kelelahan di jalan. Untuk kali ini kami yakin nggak akan kesasar, karena ada Oedien sebagai penunjuk arah hehehe...
Sampai juga di tempat anak-anak yang sedari tadi nunggu jemputan, langsung angkut mereka menuju rumah Oedien. Wuzz... wuzz nyampe' juga di rumah Oedien, setelah "meletakkan" temen-temen, kami kembali ke warung diperempatan Tidar untuk menjemput Cha, Val, dan Bert. Wah ternyata warung sudah tutup, anak-anak sudah pada ngantuk di emperan toko hahaha.... kasian.

Perjalanan kembali dilanjutkan menuju garis finish terakhir di rumah Mas Bejo. Sesampainya di rumah Mas Bejo, aktivitas malam sebelumnya kembali terulang. Ngobrol berbagai macam hal sampai pagi hari yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas molor bareng hahaha...

Minggu, 16 Mei 2010
Hari ini hanya diisi dengan ngobrol-ngobrol ringan antara aku, Boz KJ, Mas Bejo, Cha, Memen, dan Afif [orang-orang yang masih tersisa di rumah Mas Bejo] sampai sore hari. Sekitar jam 15.00 WIB kami semua bersiap meninggalkan kota Malang.
Aku dan Cha bersiap pulang menuju Jember, karena HP mati aku nggak bisa menghubungi Val dan Andiey, hingga alhirnya aku pulang sendiri. Perjalanan lumayan lancar, hanya sedikit terganggu dengan gerimis sepanjang perjalanan dari kota Malang menuju perbatasan Pasuruan. Wuzz... wuzz... maghrib menjelang sesampainya kami di Probolinggo, sholat dulu sambil istirahat sejenak. Kemudian perjalanan dilanjutkan. Sesampainya daerah Klakah mendadak, jalanan menjadi gelap... Ah, listrik ternyata padam. Cha mengajak untuk mampir sejenak di rumah temannya di Klakah. Oke lah, nggak apa-apa itung-itung istirahat, pikirku. Setelah kurang lebih setengah jam beristirahat, kami lanjutkan perjalanan. Masuk daerah lumajang susana tetap gelap, angin bertiup cukup kecang. Wedeh... susana malam itu bener-bener mencekam, lampu di jalanan mati, angin kencang, jalanan sepi, benar-benar membuat hati nggak tentram. Aku pacu motor dengan kecepatan yang cukup tinggi [apalagi kalo' liat spion, trus merasa ada motor yang mengikuti... waduh... makin tambah kenceng aja dah hahaha...]. Ternyata malam itu terjadi pemadaman listrik dengan cakupan wilayah yang cukup luas, kira-kira mulai kecamatan Klakah, Lumajang sampai... entahlah sampai mana, yang jelas sesampainya aku dirumah [kecamatan Bangsalsari, Jember] kurang lebih jam 22.00 WIB suasana masih tetap sama, listrik padam disertai angin kencang. Sampai di rumah bercengkerama sejenak bersama keluarga kemudian dilanjutkan istirahat. Usai sudah perjalanan panjangku... [Tamat]

[Entahlah.... sangat-sangat lama aku menyelesaikan tulisan ini, ada sesuatu hal yang membuat aku malas untuk meneruskan cerita ini. Ada sesuatu hal yang sangat mengganjal hati, tapi aku sendiri nggak tau. Tapi dikarenakan cerita bersambung bagian satu dan dua sudah terbit, akhirnya dengan berat hati, aku posting juga cerita ini sampai selesai]



share on facebook

2 Komentar:

Unknown said...

suuuuiii....aku ngenteni naruto sesion III iki lho mas (Lho?) hehehe...

Wisnu said...

hehe.. nyuwun pangapunten om.. sesion III terlambat hadir haha...

Post a Comment