"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Sunday, 17 April 2011

Belajar Berkata 'Cukup'

Kapankah kita bisa berkata 'cukup'?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan usahanya masih di bawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua masih merasa kurang dan kurang.

Kapankah kita bisa berkata 'cukup'?
'Cukup' bukanlah soal berapa jumlahnya. 'Cukup' adalah persoalan kepuasan hati. 'Cukup' hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata 'cukup'. Mengucapkan kata 'cukup' bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. 'Cukup' jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandek dan berpuas diri. Mengucapkan kata 'cukup' membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata 'cukup'. Belajarlah 'mencukupkan' diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.


Memang terasa sulit untuk dilaksanakan, akan tetapi bukan tidak mungkin, jika kita mau belajar untuk berkata 'cukup.

share on facebook

0 Komentar:

Post a Comment