"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Friday 22 April 2011

Kalau Bumi Bisa Ngomong

Kalian manusia telah semena-mena menebang pohon-pohon yang tumbuh pada diriku. Permukaanku menjadi gundul. Saat musim kemarau datang, aku merasa sangat panas. Sementara saat musim penghujan datang, tidak ada pepohonan yang menyerap air hujan yang turun membasahiku. Mengapa penebangan pohon tidak kau imbangi dengan reboisasi??


Wahai manusia, kiranya kau terlalu serakah. Kau eksploitasi semua yang ada di perutku hampir tanpa sisa. Industri-industri yang kau bangun telah mencemari udara. Mungkin lapisan atmosfirku akan lebih cepat habis dari pada minyak bumi dan isi perutku yang lain. Tak sadarkah bahwa kau telah membuat racun bagi dirimu sendiri??


Lihat perbuatanmu. Sampah dan limbah telah mengotori sungaiku yang bersih. Kini tak ada lagi cerita sungai jernih. Persediaan air bersih pun kini semakin menipis. Bukankah itu merupakan kerugian bagi dirimu sendiri wahai manusia??


Panas berlebihan di tubuhku telah membuat lapisan es kutub mencair. Tentunya jumlah air di laut akan semakin meningkat. Apakah kau tidak takut, jika sewaktu-waktu pulau yang kau diami selama ini tenggelam??


Inilah akibat perbuatanmu. Penebangan liar yang kau lakukan telah membuat banjir dan tanah longsor yang merenggut kehidupanmu sendiri. Bukan aku yang salah. Semua ini karena ulahmu sendiri wahai manusia. Masih inginkah hal seperti ini terjadi??


Akibat ulahmu pula, cuaca menjadi ekstrim dan tidak menentu. Kebakaran hutan, badai topan adalah salah satu contoh dari cuaca yang ekstrim. Sesungguhnya bencana demi bencana yang ada pada diriku, semuanya adalah akibat dari perbuatanmu. Bukan karena aku murka. Tidak, tidak sama sekali. Itu karena kau telah merusak keseimbangan pada diriku. Ada sebab, ada akibat. Ingatkah kau akan pepatah itu??


Tubuhku kini semakin rapuh. Rawatlah aku, peliharalah aku. Semua itu bukan demi aku, tapi demi kau. Ya... demi dirimu sendiri wahai manusia.



Selamat Hari Bumi 2011
Semoga kita semua bisa mencerna dan meresapi apa yang telah dikatakan bumi. Semoga kita bisa merubah segala tingkah polah kita yang salah terhadap bumi. Demi kita dan anak cucu kita nanti.
"Heal the world, make it a better place
For you and for me, and the entire human race"



Sumber photo dan gambar : Dari berbagai sumber

share on facebook

1 Komentar:

Endik said...

Mengacu dan sudah tertuang dalam kitab,sesungguhnya
Tujuh lapis langit,termasuk bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS: Israa’: 44).
Maka berdamai dan bersahabat ,memanfaatkan serta menjaganya adalah tugas kita sebagai Manusia.
Betapa indahnya Hidup saling menjaga..

Post a Comment