"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Thursday, 21 April 2011

Ibu Kita Kartini

Hari ini tanggal 21 April, biasa diperingati sebagai Hari Kartini. Yup... konon katanya untuk mengenang jasa R.A. Kartini yang telah membawa perubahan dalam strata kaum wanita Indonesia. Emansipasi Wanita, begitulah namanya. Sehebat apakah R.A Kartini ini? Sehingga sampai dibuat hari khusus untuk memperingati beliau?
Hari Kartini... Menurut saya itu hanyalah sebuah nama hari peringatan guna memperingati peranan wanita dalam pembangunan dan kemajuan Indonesia. Lalu kenapa mesti memakai nama Kartini? Kenapa tidak Hari Dewi Sartika? Kenapa tidak Hari Cut Nyak Dien? Dan lain sebagainya.

Saya sendiri tidak tahu kenapa mesti R.A. Kartini. Sejarah yang ada juga tidak begitu jelas, mengapa harus nama Kartini yang dipakai untuk memperingati hari peranan wanita ini. Padahal setahu saya sepak terjang R.A. Kartini dalam perjuangan, perubahan, dan pembangunan bangsa tidak begitu tampak. Malah beliau jadi terkenal pun setelah beliau wafat. Melalui tulisan-tulisan serta surat-surat yang ada, yang kemudian diterbitkan oleh temannya dari Belanda, dari itulah beliau mulai dikenal orang banyak. Sebelum itu?? Hanya sedikit orang yang mengenal R.A. Kartini, mungkin hanya orang-orang yang ada di sekitaran beliau saja.

Saat R.A. Kartini sibuk mencurahkan pemikirannya melalui tulisan, di tempat lain, Dewi Sartika sudah bergerak membangun sekolah Kautaman Istri. Saat R.A. Kartini curhat dan bertukar pikiran dengan temannya di Belanda, di tempat lain, Rohana Kudus sudah bertindak membangun dan mengembangkan Sekolah Kerajinan Amal Setia dan Rohana School. Saat R.A. Kartini termenung memikirkan nasib kaumnya, di tempat lain, Cut Nyak Dien, Tengku Fatimah, Laksamana Malahayati berjuang mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Di saat R.A. Kartini hanya menyampaikan ide-idenya melalui sebuah surat, di berbagai tempat, wanita-wanita Indonesia lainnya sudah mampu melangkah maju mewujudkan ide-idenya dalam tindakan nyata.

Lalu kenapa harus Kartini?? Haha... lagi-lagi pertanyaan bodoh dari saya muncul. Entahlah, saya bingung. Ada yang bilang konon katanya penokohan R.A. Kartini adalah buatan orang-orang Belanda, hal ini dikarenakan sosok R.A. Kartini lebih bersikap kooperatif terhadap Belanda [R.A. Kartini memilki banyak teman orang Belanda], dan lagi R.A. Kartini dianggap menjadi simbol emansipasi wanita pribumi terhadap kaum borjuis Belanda. Berarti bukan emansipasi wanita dalam kesetaraan dengan kaum pria tho?? Nggak ngerti...!! Itulah jawaban saya.

Ah sudahlah. Sebelumnya saya mohon maaf, postingan ini nggak ada niat menyinggung siapapun. Saya kira pertanyaan bodoh dari saya tidak terlalu penting, sebab terlepas dari pantas tidaknya beliau [R.A. Kartini] sebagai simbol emansipasi wanita toh tidak membawa hal negatif bagi keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Apalagi adanya figur R.A. Kartini cukup memberi inspirasi bagi banyak wanita di tanah air ke hal positif, iya kan??

Nah, sekarang yang perlu dicermati lebih lanjut adalah masalah Emansipasi Wanita. Banyak orang salah kaprah mengartikan hal ini. Banyak orang menganggap bahwa emansipasi wanita adalah suatu bentuk kesetaraan wanita dan pria dalam berbagai hal. Menurut saya hal ini terlalu berlebihan, karena tidak dalam semua hal wanita bisa disejajarkan dengan pria. Saya lebih setuju dengan pernyataan Rohana Kudus, seorang pejuang kaum wanita yang juga memiliki visi ke-Islaman yang tegas. Beliau menyatakan bahwa, "Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan".

share on facebook

0 Komentar:

Post a Comment