"Berkhayal lah seluas biru langit, berpikir lah sedalam biru laut, horizontal sama rata sama rasa. Buka jendelamu lalu pandanglah, buka pintumu ayo keluarlah, bebas lepas lepaskan kebebasan. Jangan takut keluarlah, hadapi dunia dengan menari" [Slank Dance].

Saturday 16 April 2011

Terlalu Berlebihan

Kiranya demikianlah situasi dan kondisi yang ada pada saat ini, semuanya kok terkesan terlalu berlebihan hingga akhirnya saya menjadi sedikit eneg dan muak. Apa-apa yang terlalu berlebihan memang nggak baik, sampeyan makan terlalu berlebihan bisa muntah karena kekenyangan, iya tho?? Sampeyan tidur terlalu berlebihan, kepala sampeyan itu bisa pusing dan berat, iya tho?? Sampeyan punya kerjaan yang terlalu berlebihan alias menumpuk, bisa-bisa sampeyan jadi sedikit gila [seperti saya konyol]. Hehehe.

Pertama saya jadi sedikit eneg dan muak, lihat perilaku Wakil Rakyat saya yang terlalu berlebihan mengenai keinginannya untuk membangun sebuah gedung baru yang konon nilainya mencapai triliunan rupiah [entah tepatnya berapa triliun, yang jelas angka nol nya sangat banyak]. Gedung lama toh masih bisa dipakai, lha kok mau buat gedung baru yang katanya mau diisi fasilitas fitnes lah, spa lah [fasilitasnya terlalu berlebihan kan??]. Kalau memang gedung lama [yang entah fungsinya sebenarnya untuk rapat atau untuk tidur, saya juga kurang paham] ada kerusakan, mbok ya itu aja yang diperbaiki dan digunakan lagi. Mana gedung baru modelnya nggak Indonesia banget, model kaya' gitu kan sudah ada di Chile [gedung parlemen], apa arsitek kita njiplak ya?? Hehehe [malu dong kalo nanti ada warga Chile berkunjung ke negara kita].
Upss...!! Saya ngomongnya juga terlalu berlebihan ya?? Padahal Pak Ketua Wakil Rakyat sudah bilang, kalau urusan gedung baru itu yang ngurusi cukup orang-orang yang berkompeten, artinya orang yang nggak berkompeten seperti saya dilarang ikut campur...!! Maaf Pak, saya khilaf. Eiits... tunggu dulu, bukannya njenengan para Wakil Rakyat itu wakil dari orang-orang seperti saya?? Kenapa saya yang notabene bendoro kalian dilarang ikut bersuara?? Aneh...!! Sungguh aneh...!! waduh!
Padahal di luar sana itu masih banyak lho orang-orang yang tidurnya beratap langit dan beralaskan tanah [mirip lagunya Bang Haji Rhoma yang judulnya Gelandangan], tapi kenapa Bapak/Ibu Wakil Rakyat nggak tersentuh hatinya dan masih ngotot pingin bangun gedung yang mewah ya?? Hmmh... entahlah. Apa mungkin saya iri dengan beliau-beliau itu, sehingga saya sampai nulis kaya' gini?? Maaf aja ya... saya nggak iri sama sekali, saya bersyukur jadi orang biasa aja seperti ini, yang penting hati tetep tentrem adem ayem. Dari pada punya jabatan tinggi seperti beliau-beliau itu, tapi dihujat terus-terusan sama rakyat, kan nggak enak. Apalagi sampai ada yang mendo'akan semoga kalau para Wakil Rakyat 'studi banding' ke luar negeri disandera sama perompak Somalia... Sereeem ketakutan.

Kemudian saya kok juga eneg yah lihat berita perilaku orang-orang yang sebenarnya sudah kaya, tapi masih saja serakah. Mbok ya mestinya bersyukur dengan yang sudah ada, masih banyak orang-orang yang hidupnya di bawah kita. Sudah dengar kan berita tentang Ibu Cantik yang ketahuan membobol rekening nasabahnya?? Lah dia kan posisinya sudah jadi Senior Relation Manager Citigold tho?? Saya rasa jabatan seperti itu tentunya memiliki pendapatan yang lebih dari cukup [apalagi kalau dibandingkan dengan pendapatan saya berguling di lantai], tapi anehnya kok ya masih saja ada niatan membobol duit nasabahnya. Benar adanya lagu yang disampaikan Bang Haji Rhoma yang berjudul Rupiah [eh dari tadi kok promosi lagunya Bang Haji terus ya]. "Walaupun harus nyawa sebagai taruhannya, banyak orang yang rela cuma karena rupiah. Memang sungguh luar biasa itu pengaruhnya rupiah". Kembali ke topik Ibu Cantik yang membobol duit nasabah, beliau ini saya rasa terlalu berlebihan. Lihat saja itu di 'dadanya', ckckckck sungguh berlebihan ngiler. Astaghfirullah lha kok malah bahas nganu itu ya... Sudahlah nggak usah diteruskan, nanti bahasannya malah nggak karu-karuan.

Kemudian topik selanjutnya adalah tentang saudara saya Briptu Norman Kamaru [halah, sok kenal, padahal belum tentu dia mau menganggap saya sebagai saudaranya hi..hi..hi]. Pada awal kemunculannya saya benar-benar terhibur dengan akting lipsing dari Mas Briptu. Kreatif dan natural, itu yang pertama kali terlintas di benak saya. Di sela-sela pandangan miring masyarakat tentang sosok polisi, kehadiran video Mas Briptu kiranya mampu memberi angin segar dan sedikit merubah imej polisi. Awalnya masyarakat menilai polisi itu serem, bisanya cuma membentak-bentak, bisanya cari kesalahan kemudian menilang [loh kok??], tapi begitu muncul video Mas Briptu yang joget dan bernyanyi ala Sahrukh Khan, sedikit banyak masyarakat mulai menilai bahwa nggak semuanya polisi itu bersikap negatif, polisi itu juga manusia yang tentu saja punya sisi selayaknya manusia normal. Contoh nyatanya ya aksi 'menggilanya' Mas Briptu itu tadi.
Akan tetapi lama-kelamaan kok saya merasakan kejenuhan ya lihat Mas Briptu ada dimana-mana [padahal sebelumnya Mas Briptu ini cuma ada di Kantor Polda Gorontalo lho], namun akhir-akhir ini Mas Briptu ada di acara musik, ada di acara joget, ada di acara ndagel yang disiarkan di televisi. Semua acara televisi berlomba-lomba menghadirkan sosok Mas Briptu untuk mengejar rating siaran, yang tentunya dengan memanfaatkan momen Briptu Norman Kamaru Fever yang sedang menyergap masyarakat luas. Alhasil sedikit demi sedikit perhatian masyarakat mulai lupa akan keadaan saudara kita yang sedang disandera perompak, masyarakat sedikit lupa akan gilanya ide pembangunan gedung baru, sedikit lupa akan gonjang-ganjing sepak bola nasional, dan lain sebagainya. Yah... sedikit melupakan masalah yang membuat muak nggak apa-apa kan, Nu?? Iya juga sih, tapi kalau dibiarkan berlanjut seperti ini terus kan juga nggak bagus. Menurut saya ini sudah terlalu berlebihan. Mas Briptu kan pekerjaannya sebagai pak polisi, bukan pak artis yang harus selalu tampil nyanyi dan joget untuk mengisi acara [bisa-bisa lupa tuh sama pekerjaan aslinya], atau kalau memang mau terjun jadi pak artis sekalian sih nggak apa-apa, atau mungkin atasan Mas Briptu pingin mengangkat Mas Briptu jadi duta kesenian Polri ya monggo cepat direalisasikan, biar tugas utama sebagai pak polisinya Mas Briptu nggak sia-sia.
Mana sekarang di TV-TV juga pada nyiarkan film-film India, bahkan di facebook pun banyak orang yang posting status pakai bahasa India dan posting video India, doh... malah terkesan latah banget hi..hi..hi. Wait...!! Mas Wisnu nulis gini bukan karena iri dengan ketenaran Mas Briptu kan?? Eh... sumpah nggak kok, ini jujur ungkapan dari hati yang paling dalem, nggak ada bumbu irinya. Mau iri gimana lha wong saya nggak bisa nyanyi, nggak bisa joget juga. Saya bisanya cuma mengeluh aja, apalagi kalau pas lagi sakit gigi seperti sekarang ini hiks... Duh Gusti menangis.

Ingat... sesuatu yang terlalu berlebihan itu nggak baik.

share on facebook

2 Komentar:

Rela Rahmah said...

beneerr.. briptu norman itu kayaknya stiap hari nongol di tv deh, untungnya aku g terlalu nonton tv jadi g bosen sama dia.. huehehehe

Wisnu said...

hahaha... sekarang Mas Briptu udah gak eksklusif, tiap tampil gayanya juga udah gak lepas kaya' video yg direkam sendiri...

Post a Comment